...Rahim Musik itu Matematika...
It is perhaps even
more surprising that music, with all its passion and emotion, is also based
upon mathematical relationships. Such musical notions as octaves, chords,
scales, and keys can all be demystified
and understood logically using simple mathematics - Galileo Galilei
Secara
konsep, memang, Anda terdengar hebat dan gagah ketika mencelupkan karya dalam
belanga matematika. Masalahnya, tidak semua musisi yang mengedepankan konsep
matematika, paham betul, apa makna dan fungsinya, kecuali sebagai 'produk',
'tempelan', 'perangkat', 'tidak mutlak'. Padahal, matematika tidak sekedar
'hanya'. Matematika adalah rahim yang menampung segala macam jenis dan bentuk
sperma. Salah satunya adalah musik.
Sederhananya,
tidak banyak yang menyadari, bahwa ada ikatan jelas antara matematika dan
musik. Salah satu hal menonjol yang bisa kami tangkap dari kesimpangsiuran itu,
adanya tumpang tindih pengertian antara 'tempo' dan 'ketukan'. Idealnya, ketika
Anda berbicara soal 'tempo', maka yang dibahas adalah berapa kecepatan yang
dibutuhkan. Sederhananya, tempo = piano (lambat), moderato (sedang), allegro
(cepat) dan seterusnya.
Sementara
'ketukan', ditentukan oleh birama yang ditetapkan dalam satu bar. Misal, dalam
birama 4/4, berarti ada 4 ketukan tiap satu bar. Soal berapa not yang bisa Anda
mainkan dalam empat ketuk, itu sangat tergantung pada kepiawaian Anda menekuk
jemari sedemikian rupa.
Tapi dari
survei kecil-kecilan, kami mendapati, ternyata masih banyak yang menganggap
musik matematika, sama dengan memperkosa tempo seenaknya. Bahkan ada juga yang
mempersepsikan, musik matematika, sama dengan bermain-main di wilayah 'ketukan
nggantung', atau syncopation. Dan konsep matematika ngawur seperti itu = jalan
pintas menuju kemunduran intelektualitas.
Faktanya,
kestabilan menjaga 'tempo', adalah harga mati untuk menggawangi ritme (ketukan)
instrumen lainnya. Ini berlaku juga bagi mereka, yang mendeskripsikan dirinya,
sebagai grup band matematika yang chaos.
Mari,
kita pahami dulu konsep matematika abad 20, yang dicukil dari David B Calne
dalam "Within Reason : Rationality and Human Behavior". Disebutkan,
matematika memuat expanding universe (semesta yang mengembang), uncertainty
principle (kaidah ketidakpastian) Heisenberg, dan general law of relativity
(hukum relatifitas umum) Einstein. Sementara ciri pokoknya : ringkas (brevity),
taat asas (consistency), dan abstraksi yang seksama (precise abstraction).
Pun
halnya dengan musik. Yang harus (suka atau tidak suka), memuat ciri pokok
matematika didalamnya. Coba lihat penjelasan kami di paragraf awal. Singkatnya,
tanpa batas-batas struktur matematika macam ritme, aksen, dan durasi, adalah
bualan ompong kalau musik bisa diciptakan.
Tapi
ketika melongok ke konsep matematika abad 20, dan membandingkannya dengan musik
yang benar-benar berhitung ala grup bawah tanah Indonesia , agaknya, masih jauh dari
apa yang sudah dirintis Meshuggah, Cynic dan deretan jagoan musik gedubrak
desing di sektor hitung-hitungan ini.
Yang
harus digaris-tebalkan, mereka tidak sembarangan memasukkan unsur matematika.
Mereka, sangat sadar, dan paham betul, bahwa matematika adalah rahim yang
melahirkan math music. Mereka, benar-benar mengonsep hitung-hitungan tiap part
yang diciptakan. Tiap presisi dihitung dengan cermat, sehingga menghasilkan
eksekusi yang tepat.
Sayang,
masih banyak musisi bawah tanah Indonesia, yang menggarap musik matematika,
hanya sampai pada fase 'diusahakan-terdengar-seperti' musik hitung-hitungan.
Padahal tidak jelas, apa yang dihitung, dan bagaimana metode menghitungnya.
Hasilnya? Ya itu tadi, tidak bisa diperhitungkan (kalau tidak boleh disebut
tidak bisa dipertanggungjawabkan).
Well,
kami tidak sedang berkampanye mendulang suara "setuju" atau
"tidak setuju" dengan artikel ini. Toh, bukan kewenangan kami untuk
'menghakimi' (baca : menganalisa isi tidak sama dengan menghakimi!). Toh, kami
belum sampai pada tahap konklusi. Artinya, semua kembali pada Anda. Mau atau
tidak, menjadi jauh bermartabat dan 'berisi', dengan berangkat dari akar yang
benar. Sehingga outputnya, menunjukkan bahwa Anda bukanlah musisi bawah tanah
yang asal gedubrak desing. Salam! [gc]
0 komentar:
Posting Komentar