Rabu, 22 Oktober 2014

[Grim’s Choices]

Kedjawen – Beyond your Fears

Production : 9
Musikalitas : 9

Tracklist :
Intro
Legion
Azriel
Justifier
The Whip of Thunder
The Battle of Bad’r
Hunger
Judgement Day
The Great Spells
Beyond Your Fears

Kedjawen merupakan band yang mentasbihkan diri sebagai pengusung genre Gothic Black Metal dan bisa dikatakan sebagai band papan atas di genre Black Metal di Indonesia, karena kualitas, musikalitas dan jam terbang yang cukup baik di skena ini. Kedjawen secara musikalitas sepintas mengalami proses evolusi sejak perkenalan saya pada EP mereka Bibit kehancuran yang dirilis beberapa tahun ke belakang.

Saya mendapatkan cd ini sebagai oleh oleh ketika mengunjungi stand CD yang dijaga oleh rekan lama saya di Belukar rockshop ketika Rock in Solo lalu.  Dan saya akui kemasan  rilisan album ini bisa dikatakan yang terbaik dari rilisan rilisan band black metal di Indonesia, digipak dengan 20 halaman booklet dengan artwork, pemilihan warna dan penempatan komposisi  ditambah dengan penulisan lirik yang cukup kelam, menegaskan bahwa inilah karakter Kedjawen itu sendiri.

Pemilihan karakter sound baik itu layer gitar, bass, keyboard dan vokal terasa sangat pas, terutama untuk detail masing masing instrumen, yang menunjukkan keseriusan dan kerja keras band ini dalam penyajian karya mereka , terutama memang musik dengan genre ini membutuhkan skema penyajian sound yang cukup baik agar para pendengar bisa mengapresiasi dengan baik musik mereka.  Saya baru kali ini bisa menikmati karya musik Black metal tanah air dengan sound production yang baik setelah Vallendusk ‘Black clouds gathering’  di album Beyond your fears ini.

Untuk departemen komposisi dan aransemen lagu, Kedjawen menunjukkan kedewasaan dalam penulisan lagu lagu di album ini, tidak berkesan monoton, membosankan dan lainnya yang menyebabkan kita melewatkan lagu tersebut dan berlanjut ke track berikutnya. Lagu demi  lagu nampak dibuat dengan baik dan terlihat cukup detail memainkan tempo dan irama. Highlight saya ada di lagu Justifier dan the Whip of Thunder, yang bisa dijadikan single atau lagu utama di album ini, karena secara lirik dan komposisi lagu benar benar ‘beyond your fears’ banget.

Saya bisa rekomendasikan album ini bagi penggemar musik Symphonic Black Metal dan Gothic Metal di Indonesia, karena memang secara kualitas album ini sangat baik , baik dari production, kualitas lagu dan kemasan cd –nya ..

Hail Indonesian Black metal, great job to my bro Gebyar Nusantara dkk ..

MERDEKA !!! [Abah Desecrator]



Vallendusk [Black Cloud Gathering\Pest Production]
Words By : Abah Supriyanto

Black clouds Gathering adalah salah satu album yang paling saya nanti di tahun 2013 ini. Lagu-lagu di album ini dapat membius Anda dan membawa ke dunia lain, seakan-akan Anda dalam perjalanan waktu di dimensi yang berbeda.

Nuansa ‘suram’ dan ‘kelam’ yang mereka tawarkan di EP Vallendusk tidak tampak di Black clouds Gathering. Yang mendominasi adalah nuansa upbeat dari musik atmospheric blackmetal. Komposisi musik dibuat dengan teliti dan detail, dan mungkin dibuat sejak beberapa bulan atau tahun ke belakang, sehingga menghasilkan warna musik yang sangat melodius dan ‘epic’. Musik jenis ini yang sempat saya idam-idamkan. [Kapan yah band Indonesia bisa membuat komposisi musik seperti ini?] dan akhirnya Vallendusk merealisasikannya, thanks to them!

Kekuatan Vallendusk terutama bisa dinilai dari ‘guitarwork’ yang memberikan riff-riff melodius dan powerful, juga dentingan gitar akustik yang membuat lagu mereka menjadi lebih kaya akan aransemen yang ‘warm’. Berbeda sekali dengan karakteristik dan tipikal musik blackmetal seperti Vallendusk yang pada umumnya mengedepankan konsep ‘dingin’, dan ‘kejam’ dengan pemilihan sound yang cenderung necrosound.

Tapi Vallendusk mencoba membuat komposisi sound yang lebih baik ,easy listening dan segala detail yang ada di dalamnya. Contoh pada lagu "Into The Mist". Anda bisa mendengar fill solo bass di tengah lagu yang justru menambah kekuatan lagu tersebut.

Dan masih banyak lagi aransemen aransemen cerdas di Black Clouds Gathering, termasuk intro akustik lagu "Among the Giants" . Sehingga meski disuguhi durasi materi sepanjang 8-9 menit, saya jamin Anda tidak akan pernah merasa bosan dan tidak pernah merasa ‘lagu ini kapan selesainya ya?".

Singkatnya, saya melihat Black Clouds Gathering ini semacam senjata rahasia yang memang sudah disiapkan jauh jauh hari oleh Mithos dan kawan kawan. Dikerjakan secara teliti dengan aransemen gitar yang cenderung ringan tapi ‘pas’ di telinga.

Mereka menyajikan karya dengan mengesampingkan aransemen riff gitar yang njlimet, atau eksplorasi lead gitar dimana-mana ditambah variasi solo bass, juga drum sehingga berkesan berlebihan.

Jelas, bahwa Vallendusk merupakan kumpulan musisi cerdas yang sanggup mengemas lagu-lagu dengan minor repetisi untuk menikmatinya. Semoga 2013 ini menjadi tahun kebangkitan skena Blackmetal Indonesia!!! All hail Vallendusk!!! [Abah\GC]




350 [Rajam\Ludah Production]
Sebenarnya, tidak cukup sulit bagi saya untuk segera mencetak pernyataan, bahwa album yang resmi dirilis Ludah Production ini menjadi album yang sangat-sangat saya rekomendasikan tahun ini.
Sebab di dua menit pertama ketika track "Ratakan Dengan Tanah" itu menggeber isi kepala saya dengan kecepatan dan ketepatan dalam pengeksekusian, dua menit itu menjadi dua menit paling tidak akan saya sesali.
Secara musikalitas, saya merasakan ada semacam progress, pendewasaan diri dalam internal R a J a M. Selain Tidak melulu bermain di wilayah nada yang "itu-itu saja", track demi track yang disajikan terdengar lebih "bernyawa". Ini tentu saja semakin terasa dengan dukungan sound out yang berkualitas, yang tidak membuat nyeri gendang telinga.
Hingga kemudian saya sampai pada ide gila itu. Melakukan pengujian kesesuaian misi R a J a M, yang menyandarkan ide dan tema album ini pada satu kisah sejarah kelam kolonialisme di Indonesia.
Salah satu cara untuk membuktikan itu, adalah dengan memutar track by track secara acak. Dan setelah itu saya lakukan, akhirnya saya mengerti, mengapa album ini sempat digadang-gadang sejumlah penggiat Logam Hitam Jawa Timur sebagai album bertemakan perang terbaik yang pernah ada.
Ketertarikan saya tidak hanya pada konsistensi Ksatria Logam Hitam ini mengangkat tema yang menurut saya, agak susah diinterpretasikan manusia dengan logika sempit dan dangkal. Saya tertarik pada bagaimana R a J a M memvisualisasikan misi mereka pada pengerjaan cover yang membungkus rapi cakram digital itu. Dan di mata saya, artwork yang digarap seorang perempuan asal Kalimantan Tengah itu, cukup merepresentasikan misi R a J a M.
Singkatnya, setelah mendengar keseluruhan tracks yang tersusun rapi di "350", saya berdoa dan berharap, semoga para tikus berdasi itu memilih melakukan harakiri atas nama harga diri bangsa yang ditukar dengan nyawa para pejuang tempoe doeloe. Ya, harga diri yang saat ini sedang digemakan War Bestial Warriors asal Madura, R a J a M. [r\gc]




In A Flesh Aquarium [Unexpect \ The End Records]

In A Flesh Aquarium menjelaskan satu hal kepada Anda. Coret mereka dari daftar playlist wajib dengar, jika Anda bukanlah fans fanatik FANTÔMAS, Arcturus, Mr. Bungle, Solefald, Dillinger Escape Plan, dan hell yeah, John Zorn. Ini karena Unexpect lebih mirip sebuah iring-iringan musik yang kompleks, dengan mengibarkan bendera “kegilaan yang terencana”.
Dua pertiga komposisi keseluruhan track, ditangani Leïlindel dalam sopran menyenangkan. Sementara Syriak meminjamkan growl, scream, dan pekikan yang menjarah habis isi kepala Anda. Jangan remehkan juga choir yang sering muncul “tidak pada tempatnya”. Apa? Anda menginginkan sesuatu yang luar biasa, non-struktural metal tradisional? Tempatkan album ini dalam playlist Anda, sekarang! [r]


Satanica [Behemoth \ Re-release \ Peaceville Records]

Sepertinya adalah sebuah kesia-siaan, jika saya harus menjelaskan siapa Behemoth. Tapi di album yang release pertama kali di tahun 1999 lalu, saya menemukan, betapa besarnya pengaruh Behemoth di zona “hitam” dan “kematian”.
Spirit album ini jelas, Black Metal. Tetapi disuguhkan dengan pola dan nyali Brutal Death Metal, meski memang, tidak dijejalkan dikeseluruhan track. Jadi, jika Anda bernyali Death Metal, dan berjiwa Black Metal, Satanica adalah kitab suci Anda. [r]


As The Last Star Falls From Heaven [ Darkness \ re-release \ Dead Wood Recordings]

Di album ini, saya lebih menyorot pada suara tanpa kata-kata, yang mencela gagasan apapun yang lahir dari manusia. Di mana keindahan As The Last Star Falls From Heaven ini akan membuat Anda menemukan, betapa nikmatnya terjebak, tenggelam dalam gejolaknya.
Tidak bisa didebat, dan jangan coba-coba untuk memperdebatkannya, namun lewat As The Last Star Falls From Heaven , Darkness telah mengeluarkan karya terbaiknya. Terlebih bagi Anda yang melihat “kegelapan” sebagai alternatif pencerahan, mengisi ruang kosong di kepala Anda. [r]


A New Area For Our Plagues [As They Burn \ EP]

Kecuali berasal dari Prancis dan punya akun Myspace, jujur saja, agak sulit bagi saya menemukan data tentang mereka. Sad but True. Jadi, mari saya mulai dengan bagaimana As They Burn mengawali A New Area For Our Plagues, lewat instrumen yang “menipu”. Selebihnya, jangan berharap bawah As They Burn adalah Deathcore yang standar.
Yang menarik perhatian saya, ada pada track terakhir mereka “Angel’s Mind”. Mereka terdengar seperti menyuguhkan dua lagu dalam satu track. Jadi, jika Anda kebetulan membutuhkan warna baru Deathcore di 2012, maka saya sarankan, grab segera EP mereka di situs-situs penyedia jasa free download for mp3. Haha! [r]


New World Shadows [Omnium Gatherum \ Lifeforce Records]

Mereka sempat digemar-gemborkan sebagi pendatang berbahaya di daratan Death Metal Eropa 2003 lalu. Namun baru setelah melalui empat album, Omnium Gatherum baru benar-benar mendapat stempel “Fuck Yeah!”.
Lewat album ke lima inilah, Omnium Gatherum mengeksplorasi kegilaan mereka. Dari segi atmosfer, Omnium Gatherum terdengar seperti Insomnium, tapi dengan nada yang lebih progresif, dewasa. Dan cocok bagi Anda yang butuh siraman rohani hasil eksperimen otak, dan atmosfer epik. [r]


Artist : Amogh Symphony
Album : Abolishing The Obselete System (2009)

"Hellcome Aboard, The Illutionist!"
Visal J. Singh, entah bagaimana caranya, tiba-tiba muncul kepermukaan dengan "sihir", menyulap apapun jenis musik yang disentuhnya, menjadi ramuan yang mampu membuat isi kepala melepuh.
Jujur, saya tidak tahu harus menulis apa tentang track per track. Karena rasanya, adalah kesia-siaan paling tolol jika siapapun di luar sana, tidak meluangkan waktu untuk mencari tahu, apa yang saya maksud dengan "kemampuan Visal J.Singh membuat isi kepala melepuh".
Dan di salah satu track favorit saya, "Swallowing The Infected Sun", terdengar dengan jelas sekali cara Visal J.Singh mengemas fusion jazz, electronic, classic, death metal, dan "nafas India" di tiap partisi sebelum dieksekusi menjadi track yang berbahaya.
Ibarat ilusionis, Visal J.Singh sebenarnya sedang menjadikan telinga Anda sebagai target empuk tempatnya bermain-main dengan ritmik, tempo, genre, dan lebih dari itu, dia memanipulasi waktu. Tidak percaya? coba dengar "Cyborg Activation". In short, this album is a-must-have! [r].


Artist : Fleshgod Apocalypse
Album : Agony

Anda penggemar berat Fleshgod Apocalypse, pasti akan segera mengenali, bahwa ada perubahan dalam magnitude yang besar di album "Agony". Bisa dipastikan, bahwa Fleshgod Apocalypse sedang tidak ingin membuang tiap detik, untuk menyajikan komposisi yang mengaduk cairan otak.
Dibuka lewat track "Temptation", Anda langsung dibawa dalam atmosfir thriller movie. Dan aura itu semakin menguat lewat suguhan orkestra yang tidak kalah "sakitnya". Ini, tidak hanya menjadikan track "Temptation" terdengar epic, tapi juga berlaku untuk keseluruhan track "Agony".
Kejutan tidak berhenti sampai pada tahap masuknya unsur orkestra. Secara mengejutkan, Fleshgod Apocalypse memutuskan untuk mempermanis "Agony" dengan clean vocal Paolo (bassist). Sentuhan itu sangat terasa ketika mendengarkan track "The Violation", ""The Hypocrisy", dan "The Deceit". Ini seakan membuktikan, jika Paolo juga mampu menyayat telinga lewat lengkingan vokalnya.
Singkatnya, tidak banyak band extreme metal yang berhasil memasukkan unsur classic dan segala perangkatnya, dalam satu kesatuan yang saling mengikat. Lewat "Agony", Fleshgod Apocalypse berhasil membuktikan kepiawan mereka sekaligus menegaskan diri sebagai musisi yang "berkelas". In my opinion, there's nothing to complain about with their fucking good taste of music! [r].

CYNIC : "Traced In Air"
Season of Mist Records 2008
Sulit untuk tidak membandingkan materi "Traced in Air" dengan masterpiece Cynic, "Focus". Tapi tidak sulit bagi saya, untuk menobatkan rilisan Season of Mist Records ini, sebagai  'must to be heard album of the year'. Paul Masvidal, dengan segala kejeniusannya, sukses mengeksekusi hitungan matematika paling rumit sekalipun. Menjadikan 'Traced in Air, sebagai tamparan telak, menjawab 15 tahun masa vakum Cynic. Tidak hanya dari segi 'nama besar', tapi dari apa yang terangkum dalam kenekatan Masdival, bersama Reinart dan Sean Malone, mencelat dari pakem 'itu-itu saja'. Meski harus saya akui, Tymon Kruidenier terkesan 'standar' dibanding Jason Gobel. Well overall, mereka terdengar jauh melampaui masa depan. Yang berarti, saatnya jejali telinga Anda dengan "The Space For This" atau "Integral Birth" di "Traced in Air". [reaper]

Ephel Duath : "Through My Dog's Eyes"
Earache Records 2009
Apa yang Anda butuhkan, untuk membuat karya yang tidak hanya memuat inteletektual dan musikalitas Anda, tapi juga menyentil intelejensi pendengar? Have No Borders, dan bertanggung jawablah. Ini yang saya garis bawahi ketika mendengar 9 tracks "Through My Dog's Eyes". "Bella Morte", "Guardian" dan "Breed", jelas merupakan karya yang sulit untuk dicerna bagi Anda yang terjebak paham sempit dan gelap soal genre. Jadi, saran saya, kosongkan dulu isi kepala sebelum mendengar paham "Mr Bungle-ism" ala Davide Tiso, Luciano Lorusso George dan Marco Minnemann ini. Setelah itu, bersiap-siaplah dihajar lompatan tempo yang liar di sana-sini. Oh ya, berpura-puralah bahwa Anda adalah seekor Rottweiler, sebab di departemen lirik, seluruhnya ditulis dari perspektif anjing. [reaper]

SIGH : "Scenes From Hell"
The End Records 2009

Jepang, sekali lagi sukses menjajah isi kepala saya lewat "Scenes From Hell". Lucuti dulu pemahaman standar Anda di genre Black Metal. Karena Mirai Kawashima, Dr. Mikannibal, Satoshi Fujinami, Shinichi Ishikawa dan Junichi Harashima, tak cuma bertutur soal logam hitam yang pedih dan gelap. Tapi kejeniusan, mengemas brutalitas dalam balutan instrumen orkestra. Masih menggunakan pola lama, tapi tetap telak menusuk. Seolah membantu saya, membangun kerangka argumen, soal 'keengganan' musisi logam hitam tanah air, untuk mencelat dari perangkap 'silabus' genre ini. Departemen lirik pun, di sulam sedemikian rupa, hingga menjadi satu cerita yang saling terkait. Saran saya, kuras habis dulu ekspetasi Anda, sebelum menekan tombol 'play', dan serukan ini : Hajar!!! [reaper]