When Andhung “Sacrifice” meets Djiva Ratriarkha
“Makam” Artikel ini bukan untuk adu pintar, adu kekar apalagi adu
peluru nyasar. Tapi murni, untuk kita sama-sama belajar, mengapa pagan
metal menjadi amunisi andalan Andhung “Sacrifice” dan Djiva Ratriarkha
“Makam. Minimal, Anda mengenal dekat dengan para pionir Pagan Metal
Indonesia. Sebab ketika bicara soal pagan metal, mereka sama-sama
menabur paham paganism, tidak hanya di atas panggung. Tapi juga di luar
panggung. Berbeda pengertian, tapi tetap punya esensi yang sama.
Singkatnya, pagan bukan sekedar simbolisasi asal jadi.
Djiva Ratriarkha "Makam" (Djiva) soal Kedjawen Paan Front.
Kedjawen, Kejawen, Kdjaven, Penjawi, Kabuyutan hangajawi; adalah konsep spiritualitas pribumi jawa dengan filosofi berke_Tuhan_anya. Kedjawen Pagan dengan nilai spiritual kabuyutan hangajawi mempunyai ciri perilaku penghormatan kepada roh nenek moyang/leluhur, menghargai keseimbangan alam, pemujaan kekuatan Dewa-Dewi penguasa alam beserta manifestasinya. Bentuk religiusitas keyakinan ini disebut mistik kejawen/Javanese occultism. Rirualreligiusitas asli warisan nenek moyang ini telah lama ada jauh sebelum peradaban agama-agama monotheis/samawi/abrahamic masuk di bumi Jawa namun yang pasti keyakinan spiritualitas ini telah menjadi sukma dalam darah dan daging anak manusia ras suku Jawa dimanapun mereka berada dan apapun keyakinan baru mereka. Menjadi tugas kami disini untuk menjaga agar nilai spiritualitas itu tetap murni dan abadi sebagai The Heritage Belief & custom of Java.
Front, sebagai garda depan, Representasi nilai defensive kami untuk siap menangkal usaha-usaha pembinasaan integritas keyakinan ini. Menyikapi kondisi disintegrasi bangsa dan adanya sinyal pergerakan
revolusi puritan naka keadaan ini memaksa kami untuk mengambil langkah pertahanan dan kombatan. Saya pribadi sebagai penghayat terakhir generasi ke-tujuh terpaksa harus siap mengawalinya melalui jaringan komunitas ini. Pergerakan menuntut pengakuan kepercayaan-kepercayaan asli diseluruh bumi nusantara sebagai kekayaan local genius atas kebhinekaan suku budaya bangsa, penghapusan pencantuman kolom agama di ID personal/KTP dan ketetapan Undang-Undang, bahwa pemerintah wajib melindungi dan tidak mencampuri kepentingan pribadi kepercayaan warga negaranya. Kami ada karena sebuah reaksi untuk sebuah tegaknya hak ulayat, hukum adat dan nilai-nilai tradisionalitas dan band kami adalah salah satu media corong proPAGANda perjuangan. Sambut juga mengeksistensi jaringan kami di UJUNG GALUH Pagan front, DJENGGALA Pagan front, DHOHO Pagan front, TENGGER Pagan front, BORNEO/DAYAK Pagan front dan seluruh komunitas Pagan di planet ini.
(taken from "Surat Untuk Makam")
(taken from "Surat Untuk Makam")
Andhung "Sacrifice" soal Pagan, Black Metal dan Sacrifice.
Mereka bilang kami (Sacrifice) Black Metal, tapi saya menolak disebut itu, buat saya mereka yang Black Metal. Karena Tidak Meyakini apa yang saya yakini, jadi ya sebut saja kami kejawen mengapa kejawen? Karena kami merasa sebagai bagian orang Jawa yang tidak ingin melupakan asal usulnya.
Andhung menyatakan sempat merasa iri dengan band-band Viking yang mengangkat mithologi masyarakat viking dan menggunakan bahasa asli bangsa tersebut. Andhung melalui Sacrifice, makin memancapkan keyakinan pada kepercayaan dan prinsip yang mereka anut. Hal ini tampak pada lirik-lirik lagu Sacrifice yg berisi pemujaan-pemujaan kepada para danyang dan penguasa alam ghaib tersebut.
Kalau diumpamakan bahwa Pagan adalah sebuah bola, maka kejawen, pasundan, balistic dan lain-lain di nusantara ini adalah bagian darinya. Sedang dibelahan bumi lain kita mengenal Viking atau Luciferian dan lainya.
Sacrifice sendiri tidak menolak disebut Pagan, namun mereka lebih senang menyebut dirinya dg istilah kejawen, karena kepercayaan mereka atas mithology para danyang atau lelembut yg menjaga di tanah jawa terutama di pesisir pantai selatan.
Mereka percaya, bahwa semua disekitar mereka suci karena merupakan bagian dari dewa dan dewi. Contohnya, mereka percaya bahwa semua tempat atau hutan adalah tempat bersemayamnya danyang dan lelebut atau bagian dari mereka, sehingga keramat, tetapi mereka tidak menyembah itu.
Penghormatan mereka bukan dengan menyembah patung atau berhala para danyang itu, mereka mengakui ada zat lain yg patut disembah (Tuhan). Yang mereka lakukan adalah mereka meyakini, menghormati keberadaan dan kekuasaan Yang Maha Kuasa.
Tapi Andhung menolak, kalau Sacrifice disebut Black Metal, karena menurut mereka, mereka tidak se-hitam itu dengan percaya pada kekuasaan lelembut yang ada di tanah Jawa. [ba]
Mereka bilang kami (Sacrifice) Black Metal, tapi saya menolak disebut itu, buat saya mereka yang Black Metal. Karena Tidak Meyakini apa yang saya yakini, jadi ya sebut saja kami kejawen mengapa kejawen? Karena kami merasa sebagai bagian orang Jawa yang tidak ingin melupakan asal usulnya.
Andhung menyatakan sempat merasa iri dengan band-band Viking yang mengangkat mithologi masyarakat viking dan menggunakan bahasa asli bangsa tersebut. Andhung melalui Sacrifice, makin memancapkan keyakinan pada kepercayaan dan prinsip yang mereka anut. Hal ini tampak pada lirik-lirik lagu Sacrifice yg berisi pemujaan-pemujaan kepada para danyang dan penguasa alam ghaib tersebut.
Kalau diumpamakan bahwa Pagan adalah sebuah bola, maka kejawen, pasundan, balistic dan lain-lain di nusantara ini adalah bagian darinya. Sedang dibelahan bumi lain kita mengenal Viking atau Luciferian dan lainya.
Sacrifice sendiri tidak menolak disebut Pagan, namun mereka lebih senang menyebut dirinya dg istilah kejawen, karena kepercayaan mereka atas mithology para danyang atau lelembut yg menjaga di tanah jawa terutama di pesisir pantai selatan.
Mereka percaya, bahwa semua disekitar mereka suci karena merupakan bagian dari dewa dan dewi. Contohnya, mereka percaya bahwa semua tempat atau hutan adalah tempat bersemayamnya danyang dan lelebut atau bagian dari mereka, sehingga keramat, tetapi mereka tidak menyembah itu.
Penghormatan mereka bukan dengan menyembah patung atau berhala para danyang itu, mereka mengakui ada zat lain yg patut disembah (Tuhan). Yang mereka lakukan adalah mereka meyakini, menghormati keberadaan dan kekuasaan Yang Maha Kuasa.
Tapi Andhung menolak, kalau Sacrifice disebut Black Metal, karena menurut mereka, mereka tidak se-hitam itu dengan percaya pada kekuasaan lelembut yang ada di tanah Jawa. [ba]